Anda Mengagumkan
Ini siang. Tidak akan menjadi hari
yang penting bagiku sebenarnya. Tak ada yang ku agendakan sejauh ini. Hanya
ingin ku putar balik cerita masa-masa dimana awal mula mata ini melihat mu
walau tak langsung. Beberapa menit yang lalu bergetar lah alat ini. Yang
seluruhnya ku asumsikan bahwa kau lah sesungguhnya yang akan memberi sedikit
pesan elektronik yang canggih pada masa kini. Sebulan berlalu ku kenal kau
hanya dengan seutas kata. Cerita ini hanyalah cerita kekaguman. Aku lah yang
kagum disini. Sungguh sebenarnya masih belum bisa ku utarakan semua perasaan
ini sebab ku hanya merasakan nya dan menilai dirimu hanya dari luar. Virtual
love. Kata kata yang pernah kau sebutkan sebelumnya. Hari itu, kepulanganku
dari ibukota. Hari-hari ku di ibukota belumlah tercampur kepadanya karena
disana aku belum sedikitpun mengenal sosok perempuan ini. Aku hanya masih
menetapkan fikiran ku dengan apa yang ada aku hadapi di ibukota. Tak lain
perjalanan ku yang merupakan ibadah suci saat bulan ramadhan yang ke 17 bagiku
telah hadir. Perjalanan ku ‘from the dark side to the bright side’. Namun di
kota bertuah itu aku dapatkan keberuntungan. Yang tak lain ku apresiasikan
bahwa itu adalah kau. Oh my God, the first impression for you is a lot of good.
Namun diri dan fikiran ini hanya melihat sebatas layar kaca alaat ini dan hanya
bisa menilai paras dan fisik sesosok perempuan itu. Belum dari hatinya. Tapi
jelas itu akan mendukung beberapa pesan hati ini bahwa ingin mendapatkannya
bisa menjadi suatu tujuan akhir yang menganggumkan. Tapi lagi-lagi hati ini
tersadar bahwa mungkin sosok laki-laki lebih dari diri ini yang pantas
mendapatkan sosok idaman sepertinya. Dan disisi lain hati meneguhkan bahwa akulah
pemenang dari hati yang mungkin banyak yang memperebutkan. Tak kokoh bathin ini
untuk menjadi diriku seutuhnya. Terbawa ku sebongkah beban bahwa ku menjajaki
Kota Tercinta ini hanya sebatas mengadu nasib dan pengalaman ku untuk kelak
membanggakan dua kecintaanku. Dengan fikiran dan tangan yang kumiliki ini.
Sedikit takut aku untuk mendekatinya lebih dan lebih. Karena tujuan ku disini
bukanlah menjadi seorang yang berarti bagi seseorang. Melainkan jadi orang yang
berarti bagi orang banyak dengan hasil keringat otak dan tubuh ini. Kami
berbeda. Bukan masalah dengan persetan kata itu. Kami juga banyak memiliki
kesamaan yang tak sadar itu sering terjadi. Mengenai kriteria ku, mungkin dia
menjadi pemuncak sementara. Namun hati nya belum bisa kulihat dalam. Kami tak
selalu bercakap panjang. Kuingat pagi itu. Pagi dimana alat ini bertugas
sebagai salah satu reminder bagi mu
untuk melaksanakan aktifitas mu di Kota Pendidikan itu. Sedikit ingin
kusepesifikan keberadaan mu. Kota Pendidikan, yang aneh bagiku. Namun telah
pernah ku melancong disana. Namun banyak yang kuherankan. Disanalah letak
kebingungan bagaimana bisa disuatu negara didalamnya terdapat suatu kesultanan
dan indera banyak mendengar bahwa masih aktif disana. Tak banyak kusesali
apabila kau menetap. Karena hanya impian dan mimpi ini yang dapat kuandalkan
untuk bersua dengan perempuan seperti mu. Kau datang dan pergi. Kadang memberi
sedikit harapan, namun kadang tidak sama sekali. Terlahir menjadi seserang
lelaki tangguh yang banyak belajar dari pengalaman membuatku sedikit banyak
bertahan dengan perasaan dan gejolak cinta ini. Aku tak harus menjadi seorang
lelaki yang manja dengan apa yang diutarakan dengan pesan yang terkadang indah
itu. ‘How to Love’. Bagaimana bisa kuraskan cinta manusia ini dengan hanya
menatap dan menatap. Tak pernah memadukan isi hati dengan mulut yang menjadi
sarana untuk mengungkapkannya. Disana kau menuntut apa yang kau butuhkan untuk
masa depan mu kelak yang cerah. Disini aku pun berjuang untuk bagaimana bisa
memungkinkan bahwa perjuangan yang sama dengan mu akan membuahkan hasil dan
kita bisa menetap di pulau yang sama serta akhirnya bisa bersua kala kelas
tidak ada dan akhir pekan menghampiri dengan perjalanan lima jam melalui jalur
ular besi. Itulah merupakan khayalan basi yang akan dinanti nanti diriku, tapi
perjuangan diriku kinilah sedikit begitu berat. Oleh karena itu, target utama
bukanlah bersama denganmu. Melainkan agar bisa menuntut anugrah Tuhan yang
tidak berjauhan dengan kau yang sedang dikagumi. Mungkin beberapa orang telah
tahu curhatan ini sebenarnya untuk siapa. Namanya tak akan penulis letakkan
disisi karangan bodoh berisi harapan yang pudar ini. Lagi-lagi dengan mendengar
alunan melodi bisa mengatasi seluruhnya menjadi hal yang baik. Bisa memotivasi
untuk melanjutkan perjuangan. Sekarang aku melihat keatas. Melihat kearah yang
jauh, yang mungkin kau akan menunggu disana dengan senyum parasmu yang banyak
memikat di penglihatan pertama ini. ‘Berawal dari tatap, indah senyummu memikat’.
Sedikit script lagu local untuk mu. Semoga sedikit keberuntungaku membawa ku
dekat dengan mu dan pada akhirnya aku pulang membawa perasaan ini ketempat yang
benar. Jika tidak, aku berharap perasaan ini akan hilang secepatnya dan akan diganti
dengan yang lain, yang membutuhkan. Yang sadar akan keperluannya terhadap
diriku.
To be continued...
Comments
Post a Comment