Remaja Bicara untuk Indonesia Berdaulat dan Bermartabat



Disini yang ditekankan adalah kata beda. Dimana suatu kata yang kadang banyak sekali menimpulkan permasalahan, konflik, perpecahan, dan lain sebagainya. Contoh beda pendapat, beda desa, beda sekolah, bahkan dalam hal sekecil apapun, apalagi pada zaman sekarang beda banyak followers pun jadi bahan adu mulut.
Sesungguhnya manusia emang ditakdirkan berbeda-beda tidak ada yang sama. Namun bagaimana cara kita memanfaatkan perbedaan yang terlebih mendasar pada diri kita menjadi suatu hal yang mendorong terciptanya keselarasan, keharmonisan, kerukunan, dan lain sebagainya.
Poin pertama yang saya ambil yaitu potensi. Manusia pada dasarnya dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa suatu potensi yang berbeda. Potensi tersebut akan muncul apabila ada kemauan dalam diri kita masing-masing untuk ingin mengasah dan memperbesar potensi tersebut menjadi suatu keahlian yang luar biasa.
Harusnya tidak ada diskriminasi dalam potensi. Karena pada dasarnya kita saling membutuhkan. Seorang dokter membutuhkan keahlian seorang perawat. Pengusaha membutuhkan keahlian seoarang buruh. Murid membutuhkan keahlian seorang guru. Dengan potensi yang berbeda-beda kita dapat memajukan bangsa dan negara.
Poin kedua yaitu kepribadian atau pola pikir. Kita adalah bangsa yang beragam. Ini mungkin sedikit rumit. Karena tidak perlu dijelaskan lagi pola pikir manusia itu berbeda. Soekarno dan Hatta pasti tidak mempunyai pendapat yang sama. Orang nasionalis dan orang sosialis pasti punya banyak pertentangan dalam hal pola pikir. Namun, kita sebagai generasi muda, seharusnya kita tidak dapat lagi mementingkan pendapat dan pola pikir kita untuk kepentingan perorangan. Namun, kita harus menyatukan pola pikir kita untuk kepentingan bersama. Kepentingan bangsa dan Negara.
Kita sebagai generasi muda, masih banyak tantangan. Karena Indonesia yang berdaulat dan bermartabat tidak akan selesai begitu saja tanpa adanya seorang generasi muda yang bertanggung jawab. Generasi muda banyak mendapat julukan, generasi muda adalah tunas bangsa. Generasi muda adalah harapan bangsa. Dan yang paling penting yaitu generasi muda adalah pelanjut estafet kepemimpinan negara. Namun pertanyaannya adalah apakah kalian siap menghadapi tantangan ini?

Dengan kondisi zaman sekarang yang bisa kita lihat sendiri. Pertama yaitu penyalahgunaan teknologi. Kita difasilitasi oleh teknologi yang sangat modern di era globalisasi ini. Maka kita sebagai generasi muda seharusnya dapat memanfaatkan kemajuan teknologi ini menjadi suatu prestasi. Namun disisi lain atau disisi gelap masih banyak kita yang tidak dapat menjadikan kemajuan teknologi sebagai potensi dalam diri nya masing masing.
Lalu, pengaruh budaya asing. Jelas ya, budaya asing di Indonesia memang sudah masuk begitu saja. Dengan banyaknya turis, dengan kemajuan teknologi, kita dapat melihat budaya budaya barat atau yang asing bagi kita. Namun sebagai generasi muda, seharusnya yang kita fikirkan adalah bukan supaya budaya asing dihilangkan atau dihapuskan. Tapi kita saring. Kita saring budaya asing yang masuk sesuai kepribadian bangsa kita. Sebagai contoh kita lihat menteri kita yang baru diangkat dan baru diberhentikan lagi.
Yang saya angkat selanjutnya yaitu sikap ketergantungan atau pesimis. Kita generasi muda harusnya dapat berlaku arif dan bijaksana. Terkadang kita selalu menyerahkan segala galanya. Kita tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak bergantung pada orang lain dan mempunyai visi dan misi sendiri sesuai tujuan negara kita. Jadi kita remaja harus berani dan optimis kalau kita bisa berdiri sendiri dan bertindak.
Kembali kita soroti tentang perbedaan tadi. Aku Berbeda. Kita Berbeda. Namun pada dasarnya kita adalah satu, yaitu satu generasi muda, untuk Indonesia. Untuk kembali kita tinjau sejarah Indonesia. Sedikit perbedaan antara remaja zaman sekarang dengan zaman sebelumnya. Sebelum kita merdeka, kita lihat pahlawan kita berjuang mati-matian. Untuk Indonesia merdeka. Hanya megandalkan apa? Mereka pada umumnya tidak berpendidikan tinggi, tidak mengandalkan senjata modern. Tetapi memiliki karakter yang bagus dan tanggung jawab. Sekarang kita lihat generasi muda kita, apalagi dengan pemerintahan Jokowi dengan revolusi mental. Itulah jika dibandingkan dengan yang lama. Mereka yang lama memiliki perhatian terhadap bangsa dan negara ini besar. Sebagai buktinya, kemerdekaan dapat tercapai.
Dan tugas kita sekarang adalah mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Karena kita sebagai SDM yang berkualitas tidak saja dilihat dari segi pendidikan saja, tetapi moral. Moral lah yang nanti menuju ke karakter. Intinya pada hari ini kita segenap generasi muda yang beragam harus berbenah diri untuk mempertahankan dan mengisi kemerdakaan. Marilah kita, generasi muda Padang, kita jadikan perbadaan sebagai warna warni pelangi yang indah di langit Indonesia yang kita cintai.

Dibacakan oleh : Ahmad Iskandar Ramadhani
Bertempat di : Palanta Walikota Padang
Tanggal : Minggu, 28 Agustus 2016
Dalam Acara : Remaja Bicara #SetiapOrangItuUnik

Comments

Popular Posts